Suprapto Estede

Suprapto Estede

Friday, November 22, 2013

Pemahaman Wawasan Kebangsaan Untuk Ketahanan NKRI Pada Generasi Muda

Oleh: Suprapto Estede

Wawasan Kebangsaan

Istilah wawasan kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu “wawasan” dan “kebangsaan”. Secara etimologi istilah wawasan berarti hasil mewawas, tinjauan, pandangan, konsepsi cara pandang. Wawasan Nusantara adalah konsepsi cara pandang dalam mencapai Tujuan Nasional yang mencangkup perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan. Kebangsaan berarti ciri- ciri yang menandai golongan bangsa tertentu dan kesadaran diri sebagai warga dari suatu Negara.

Wawasan kebangsaan adalah cara memandang dan kemampuan untuk memahami keberadaan jati dirinya sebagai suatu bangsa dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsanya dalam lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Wawasan kebangsaan mendayagunakan kondisi geografis, sejarah, sosiobudaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam mencapai cita- cita dan kepentingan nasionalnya, dan menempatkan dirinya dalam pergaulan internasional. Makna Wawasan Kebangsaan menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.

Rejuvenasi Pancasila

Oleh: Suprapto Estede

Rejuvenasi Pancasila, yaitu semangat untuk mengembalikan Pancasila seperti apa yang dicita-citakan oleh para Founding Fathers, Pancasila tidak lagi dijadikan sebagai alat politik tetapi Pancasila ditujukan untuk mencapai masyarakat yang mempunyai budaya harmonis, bermartabat dan mempunyai visi yang luas.

Apakah "ideologi" semacam "Pancasila" masih relevan dalam masa globalisasi dan demokratisasi yang nyaris tanpa batas dewasa ini? Dalam hiruk-pikuk politik yang masih berlangsung hingga kini, pertanyaan seperti ini mungkin terlalu akademis untuk diajukan kepada para politisi; namun pertanyaan itu sering diajukan audiens kepada saya dalam berbagai diskusi dan seminar tentang posisi dan relevansi Pancasila dalam Indonesia yang lebih demokratis; Indonesia yang lebih bebas dalam berbagai segi kehidupan.

Pendidikan Pancasila dan Pembangunan Karakter Bangsa

Oleh: Suprapto Estede

I. PENDAHULUAN

PEMBANGUNAN karakter bangsa selalu menjadi “sesuatu” yang sangat urgen sejak dahulu. Bung Karno pernah berpesan kepada kita bangsa Indonesia, bahwa tugas berat untuk mengisi kemerdekaan adalah membangun karakter bangsa. Apabila pembangunan karakter bangsa ini tidak berhasil, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli (H.Soemarno Soedarsono, 2009: sampul). Pernyataan Bung Karno ini menunjukkan pentingnya pendidikan dan pembangunan karakter demi tegak dan kokohnya jati diri bangsa.

Karakter dan jati diri bangsa Indonesia sebenarnya lahir dan terbentuk melalui proses sejarah yang cukup panjang, sejak zaman neolitikum, zaman Hindu Budha, era perkembangan kerajaan-kerajaan Islam, sampai kemudian datangnya bangsa asing yang menguasai masyarakat/bangsa di wilayah Kepulauan Nusantara ini. Pada periode-periode itu, beratus-ratus tahun lamanya, masyarakat telah membangun kehidupan atas dasar spiritualisme, kegotongroyongan, musyawarah untuk mufakat, toleransi, saling menghargai dan tolong menolong antarsesama, ditambah etos juang yang tinggi melalui berbagai perlawanan untuk menemukan jati dirinya sebagai bangsa, dan ini terus berlanjut pada masa pergerakan nasional. Masyarakat ini terus berjuang untuk mewujudkan sebagai bangsa merdeka, mandiri atas dasar prinsip yang tersimpul dalam padangan dan falsafah hidup bangsa. Setelah melalui proses panjang itu maka sampailah kepada saat yang berbahagia untuk menemukan jati diri sebagai bangsa setelah terjadinya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, dengan berbagai nilai dan ciri khas, sifat dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Oleh para pendiri negara, nilai, ciri khas dan karakter itu dirumuskan secara simpel dalam lima prinsip yang disebut Pancasila. Pancasila inilah yang menjadi karakter dan kepribadiannya bangsa Indonesia.

Saturday, November 9, 2013

Membangun Karakter Generasi Muda di Tengah Perbedaan Melalui Proses Pembauran

Oleh: Suprapto Estede

Pentingnya Persatuan Bangsa

Sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita segenap bangsa Indonesia, seharusnyalah kita selalu mengingat dan selalu berikhtiar mewujudkan cita-cita bangsa kita mendirikan Republik ini, sebagaimana yang secara tegas telah tersurat didalam alinea II Pembukaan UUD 1945, yaitu untuk mewujudkan sebuah bangsa dan negara yang “merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”, di bawah limpahan rahmat dan barokah dari Allah. Dari rumusan cita-cita itu jelas bahwa kemerdekaan adalah jembatan atau pintu masuk untuk menggapai bangsa yang bersatu. Masyarakat yang adil dan makmur atau masyarakat yang sejahtera hanya akan mampu diwujudkan oleh bangsa yang berdaulat. Dan suatu bangsa akan memiliki kedaulatan dan menikmati kesejahteraan jika bersatu serta mampu memelihara dan memperkokoh persatuan. Bangsa yang selalu bertikai, berpecah-belah dan bercerai-berai, terbukti tidak akan menjadi bangsa yang maju, cerdas dan sejahtera.

Kesadaran akan amat pentingnya persatuan itu juga sudah ada pada para tokoh pendiri Republik. Hal ini terbukti didalam rumusan pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945, sebagaimana termaktub di dalam Penjelasan tentang UUD Negara Indonesia. Dijelaskan bahwa dalam Pembukaan UUD diterima aliran pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Jadi, negara mengatasi segala faham golongan, mengatasi segala faham perseorangan. Negara, menurut pengertian Pembukaan itu menghendaki persatuan, meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya. Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh dilupakan.

Aktualisasi Ideologi Pancasila di Era Globalisasi

Demi Menjaga Tetap Tegaknya NKRI

Oleh: Suprapto Estede

Materi Pembinaan Pengamanan Ideologi Pancasila Bagi Siswa/siswi dan Santriwan/wati wilayah Bojonegoro bagian Barat.

Beberapa pokok materi yang disampaikan pada forum ini mencakup:
1. Makna aktualisasi ideologi Pancasila
2. Pentingnya menjaga dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
3. Peran Pemuda/Pelajar dalam menjaga tetap tegaknya NKRI

Makna Aktualisasi Ideologi Pancasila

Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara memerlukan kondisi dan iklim yang memungkinkan segenap lapisan masyarakat dapat mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam perilaku nyata dengan memulai dari diri sendiri dan keluarga, dan mengajak orang lain, untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila itu dapat dilakukan melalui cara-cara:

Friday, November 8, 2013

Wawasan Kebangsaan dan Pembauran

Oleh: Suprapto Estede

Wawasan kebangsaan dimiliki oleh setiap bangsa, tak terkecuali bangsa Indonesia. Wawasan Kebangsaan Indonesia pada hakikatnya lahir oleh dorongan kesadaran dan hasrat segenap masyarakat, yang karena keberadaannya membutuhkan suatu persatuan dan kesatuan guna membentuk tatanan masyarakat baru yang lebih kuat demi memperjuangkan tercapainya cita-cita bersama, yaitu bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur dalam lingkungan kehidupan yang damai sejahtera bersama bangsa-bangsa lain di dunia.

Wawasan Kebangsaan, yang kemudian menjadi Wawasan Nasional Indonesia setelah bangsa Indonesia menegara, juga didasari oleh pemahaman dan kesadaran akan kondisi obyektif bangsa yang majemuk, hidup di bentangan kepulauan serta memiliki kesamaan dalam pengalaman sejarah. Kesadaran kebangsaan sebenarnya sudah tumbuh dalam sanubari para pemuda kita yang ditempa oleh pengalaman batin maupun intelektualnya jauh sebelum bangsa Indonesia menegara (mulai dari berdirinya Budi Utomo, Sumpah Pemuda, hingga Proklamasi Kemerdekaan). Kesadaran yang semula masih samar-samar secara bertahap semakin jelas wujudnya sehingga akhirnya membentuk cara pandang terhadap diri dan lingkungannya yang mampu menjawab pertanyaan: Siapa kita (bangsa Indonesia).

Dasar-dasar Manajemen dan Kepemimpinan (Remaja)

Oleh: Suprapto Estede

DASAR-DASAR MANAJEMEN

Ada macam-macam definisi tentang manajemen. Dapat dikatakan bahwa kebanyakan definisi yang ada menunjukkan sifat serta pentingnya proses manajemen. Robert L. Trewathn dan M. Gene Newport dalam buku mereka berjudul Management menyatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan serta mengawasi aktivitas-aktivitas sesuatu organisasi dalam rangka upaya mencapai suatu koordinasi sumber-sumber daya manusia dan sumber-sumber daya alam dalam hal pencapaian sasaran secara efektif serta efisien.

Definisi yang dikemukakan itu mengingatkan kita pada pendapat G. R. Terry yang menyatakan bahwa proses manajemen terdiri dari apa yang disingkatnya menjadi P.O.A.C. (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Sementara Henri Fayol (dikenal sebagai bapak konsepsi proses) memasukkan fungsi-fungsi berikut ke dalam aktivitas manajemen: planning, organization, command, coordination, control. Sedang Luther Gulick pada tahun 1930 muncul dengan singkatan POSDCORB (planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting).

Sebaik-baik Manusia .....

Sebaik-baik Manusia .....